Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
merupakan gambaran mengenai tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dilakukan dan
tata cara melaksanakan pekerjaan tersebut. Penyusunan metodologi pelaksanaan
pekerjaan harus didasari oleh pemahaman yang cukup terhadap lingkup pekerjaan
yang akan dilakukan. Lingkup pekerjaan mengarah pada 2 (dua) aspek, yaitu aspek
lokasi (Wilayah) pekerjaan dan Aspek Substansi pekerjaan.
Pemahaman terhadap aspek lokasi
(wilayah) meliputi pemahaman terhadap lokasi tapak bangunan khususnya
menyangkut aksesilibitas menuju lokasi pekerjaan, kondisi fisik wilayah lokasi
pekerjaan serta kondisi sosial pada lokasi pekerjaan. Selain itu, pemahaman
terhadap faktor luasan area tapak bangunan merupakan faktor yang harus
diperhatikan untuk menentukan layout bangunan sementara.
a. Faktor Aksesibilitas
Faktor Aksesibilitas menyangkut tingkat kesulitan dan jarak yang harus ditempuh untuk mencapai lokasi pekerjaan. Kadang-kadang pekerjaan berada pada lokasi yang tidak dapat dilalui kendaraan sehingga material harus diturunkan ditempat tertentu dan diangkut lebih lanjut menuju lokasi pekerjaan. Pemindahan material menuju lokasi pekerjaan dapat dilakukan menggunakan Gerobak dan/atau menggunakan tenaga manusia. Dengan demikian, faktor aksesibilitas akan berpengaruh pada aspek biaya dan waktu yang diperlukan untuk pengadaan bahan bangunan.
b. Faktor Fisik wilayah
Faktor fisik Wilayah merupakan gambaran kondisi topografi dan morfologi lokasi dan wilayah sekitar lokasi pekerjaan. Lokasi pekerjaan yang berada daerah yang terjal atau bertebing atau berada disekitar aliran sungai memerlukan perlakuan khusus terutama pada aspek keselamatan kerja dan aspek peralatan bantu pendukung pelaksanaan pekerjaan. Pada Pekerjaan yang berhubungan atau berada disekitar aliran sungai, faktor fisik wilayah menjadi penting karena berpengaruh langsung terhadap biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan menyangkut kondisi lingkungan hidup dalam pengertian aspek alam dan kondisi lingkungan sekitar lokasi dalam pengertian aktifitas. Faktor lingkungan hidup berkaitan dengan ketentuan yang tertuang dalam dokumen Amdal dan/atau UKL-UPL terkait pekerjaan dimaksud atau masalah kesadaran atas potensi kerusakan lingkungan hidup sekitar lokasi pekerjaan. Misalnya pembuangan air bekas cucian beton molen tidak menyebabkan terjadinya pendangkalan pada sistem saluran air.
Pemahaman terhadap Faktor lingkungan berhubungan dengan utilitas yang ada disekitar lokasi pekerjaan. Penanganan utilitas perlu dilakukan terlebih dahulu agar tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan.
Faktor lingkungan dalam pengertian aktifitas menyangkut bertambahnya jumlah aktifitas akibat adanya kegiatan pekerjaan bangunan. Peningkatan aktifitas akan menyebabkan berkurangnya ruang gerak sehingga berpotensi menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Contoh sederhana akibat Berkurangnya ruang gerak adalah meningkatnya kepadatan lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan yang berujung pada keterlambatan pengiriman material. Dalam kasus tertentu, waktu pelaksanaan pekerjaan harus menyesuaikan dengan waktu aktifitas pada lokasi pekerjaan karena pekerjaan berhubungan dengan ruang kerja atau pekerjaan dikerjakan pada bangunan/gedung yang digunakan untuk kegiatan rutin, misalnya pekerjaan interior atau rehabilitasi gedung.
d. Faktor Sosial
Faktor sosial menyangkut perilaku masyarakat dalam berinteraksi dalam komunitasnya, diantaranya menyangkut karakter, kebiasaan, tradisi dan sebagainya.
Aspek Substansi pekerjaan
merupakan pemahaman terhadap lingkup keseluruhan pekerjaan. Pemahaman terhadap
substansi pekerjaan dimulai dari pemahaman terhadap uraian jenis-jenis
pekerjaan, gambar teknis, urutan/tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan, jadwal
pelaksanaan pekerjaan, dan teknis pelaksanaan setiap jenis pekerjaan. Pemahaman
terhadap substansi pekerjaan dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Uraian Jenis Pekerjaan
a.
Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan terdapat pada daftar kuantitas dan
harga yang memuat Uraian Pekerjaan, Satuan, dan Volume serta harga satuan
masing-masing jenis pekerjaan.
b.
Kebutuhan Material
Kebutuhan material diperoleh berdasarkan perhitungan
antara volume pekerjaan terhadap koefisien Material pada analisa harga satuan
pekerjaan.
c.
Kebutuhan Peralatan
Kebutuhan Peralatan diperoleh berdasarkan perhitungan
antara volume pekerjaan terhadap koefisien Peralatan pada analisa harga satuan
pekerjaan.
2.
Gambar teknis
a.
Gambar Baku/Standar
Gambar standar adalah gambar teknis baku untuk jenis
pekerjaan tertentu, misalnya pada pekerjaan penulangan beton struktur.
b.
Gambar Rencana
Gambar rencana adalah gambar teknis berdasarkan
interpretasi konsultan perencana terhadap hasil akhir bangunan yang diinginkan dengan
memperhatikan standar teknis yang berlaku serta perhitungan-perhitungan yang
menyertainya.
c.
Gambar Kerja
Gambar kerja atau Shop Drawing merupakan gambar yang
menjadi pegangan kontraktor pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan. Gambar
rencana adalah gambar rencana yang telah disesuaikan kondisi aktual di lapangan
atau berdasarkan hasil Mutual Check 0% dan/atau FE (Field Estimate).
3.
Urutan Pelaksanaan Pekerjaan
a.
Pekerjaan Simultan (Finish to Start )
Urutan Pekerjaan Simltan adalah uraian mengenai suatu
pekerjaan yang dapat dikerjakan jika pekerjaan sebelumnya sudah selesai.
Contohnya, Perkerasan Beton pada jalan baru dapat dilaksanakan jika pekerjaan
lean concrete sudah dinyatakan selesai.
b.
Pekerjaan Paralel (Start to Start)
Pekerjaan Paralel adalah pekerjaan yang dapat
dilaksanakan secara bersamaan dengan pekerjaan lain. Misalnya, pekerjaan
pabrikasi bekisting dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pabrikasi
tulangan beton.
4.
Jadwal Pelaksanaan
a.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal Pelaksanaan pekerjaan merupakan gambaran yang
mencerminkan hubungan antara pelaksanaan tahapan-tahapan pekerjaan dengan
jangka waktu penyelesaian pekerjaan. Besaran setiap tahapan dikonversi menjadi
bobot pekerjaan yang merupakan perbandingan antara nilai tahapan atau item
pekerjaan dengan nilai seluruh pekerjaan. Selanjutnya Bobot tahapan pekerjaan
dibagi sesuai satuan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,
umumnya minggu. Hubungan antara waktu pelaksanaan terhadap bobot pekerjaan
digambarkan dalam bentuk Kurva S.
b.
Jadwal Penyediaan Material
Korelasi antara komponen bahan pada analisa harga
satuan pekerjaan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan menghasilkan jadwal
penyediaan material. Jumlah dan jenis material yang diperlukan untuk setiap
satu satuan waktu pada jadwal pelaksanaan diperoleh dengan cara membandingkan
volume pekerjaan terhadap bobot dan koefisien bahan pada analisa harga satuan
pekerjaan. Jadwal penyediaan Material digambarkan dalam bentuk Bar-chart.
c.
Jadwal Penggunaan Alat
Jadwal penggunaan alat berkaitan dengan jadwal
mobilisasi dan demobilisasi. Jadwal penggunaan alat disusun berdasarkan
korelasi antara jadwal pelaksanaan dan kebutuhan alat pada setiap item
pekerjaan pada analisa harga satuan pekerjaan. Jadwal Penggunaan Alat digambarkan
dalam bentuk Bar-chart.
Penggunaan peralatan harus memperhatikan status dan
kondisi peralatan agar dapat digunakan secara maksimal dan tidak menyebabkan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.
5.
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan meruakan deskripsi prosedur
pengerjaan suatu jenis pekerjaan. Informasi yang tertuang pada metode
pelaksanaan setiap Jenis pekerjaan meliputi :
a.
Jenis Pekerjaan
b.
Volume Pekerjaan
c.
Waktu Pengerjaan
d.
Waktu Pelaksanaan
e.
Lingkup Pekerjaan
f.
Tenaga Kerja
g.
Bahan
h.
Peralatan
i.
Spesifikasi Teknis / Standar Teknis
j.
Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
k.
Aspek K3
l.
Aspek Lingkungan Hidup / AMDAL/UKL-UPL
Konstruksi
Aspek manajerial proyek merupakan
bagian yang dapat mendukung terlaksananya pekerjaan dengan baik. Aspek ini
umumnya ditunjukkan dalam bentuk struktur organisasi pelaksana pekerjaan yang
menggambarkan hierarki, garis komando dan garis kordinasi antar bagian dan/atau
personal yang terlibat langsung dan tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan
pekerjaan. Struktur Organisasi sekurang-kurangnya memuat pihak Pemilik/Pengguna
Jasa, Penyedia Jasa, dan pelaksana lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar