Senin, 11 September 2017

Contoh Metodologi Pekerjaan Jalan



METODOLOGI
PELAKSANAAN PEKERJAAN



Pekerjaan
:
Pembangunan Jalan Ciandam

Lokasi/Wilayah
:
Kota Sukabumi


Gambaran Umum Pekerjaan

a.    Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan Pembangunan Jalan Ciandam berdasarkan gambar rencana berada di Desa cibeureum hilir, Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi. Gambar Citra Lokasi Pekerjaan sebagai berikut 





Karakteristik Wilayah Lokasi Pekerjaan merupakan dataran dengan kelerengan rendah dan berada di kawasan Perkotaan sehingga Aksesibilitas menuju lokasi pekerjaan sangat mudah.

a.    Substansi Pekerjaan
Sesuai dengan nama Pekerjaan yaitu Pembangunan Jalan Ciandam, substansi pekerjaan adalah pekerjaan konstruksi jalan. Rincian pekerjaan didasarkan Bill of Quantity atau Daftar Kuantitas yang tertuang dokumen pengadaan akan mengacu pada ketentuan tentang Harga Satuan Pekerjaan Bidang Bina Marga. Berdasarkan kuantitas atau volume pekerjaan, Rincian pekerjaan dikelompokkan ke dalam pekerjaan Pokok dan Pekerjaan Minor/Penunjang. Pekerjaan Pokok terdiri dari Pekerjaan Drainase, Pekerjaan pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan, dan Pekerjaan Aspal. Rincian Pekerjaan Pokok dituangkan pada Tabel berikut :

No. Mata Pembayaran
Uraian
Satuan
Volume
DIVISI  II - DRAINASE


2,2
Pasangan batu dengan mortar
M3
41,71
2.2 (5)
Pasangan Plesteran Ad. 1 PC : 4 Psr
M2
48,50
2.2 (6)
Pasangan Siaran Batu Muka Ad. 1 PC : 2 Psr
M2
67,90
2.3 (12)
Beton K250 untuk struktur drainase
M3
2,88
2.3 (13)
Baja tulangan untuk struktur drainase
Kg
339,84
DIVISI  III - PEKERJAAN TANAH


3.1 (1a)
Galian biasa
M3
432,90
DIVISI  VI - PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


4.2 (1)
Lapis pondasi agregat kelas A
M3
91,25
4.2 (15)
Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal
M3
182,50
4.2 (16)
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
M3
91,25
DIVISI  VI - PERKERASAN ASPAL


6.1 (1) (b)
Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi
Liter
174,18
6.1 (2) (b)
Lapis Perekat - Aspal Emulsi
Liter
540,00
6.3 (3a)
Lataston lapis aus (HRS-WC)
Ton
120,42
6.3 (6c)
Laston lapis Perata (AC-BC(L))
Ton
49,14

Sedangkan Pekerjaan minor / Pekerjaan Penunjang dan Pekerjaan pendukung dituangkan pada Tabel berikut :
No. Mata Pembayaran
Uraian
Volume
Satuan
DIVISI  I - UMUM


1,2
Mobilisasi
Ls
1,00
1,8
Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas
Ls
1,00
DIVISI  III - PEKERJAAN TANAH


3.1 (7)
Galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
M3
36,00
DIVISI  V - PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN


5.1 (1)
Lapis pondasi agregat kelas A
M3
15,86
           
b.    Gambar Teknis
Gambar teknis terdiri 2 bagian, yaitu gambar Situasi dan Gambar Tipikal. Gambar Situasi memberi informasi mengenai Titik Awal dan Titik Akhir pekerjaan serta dimensi bangunan Jalan. Sedangkan Gambar tipikal memberi informasi potongan melintang Jalan dan beserta lapisan-lapisan yang digunakan pada perkesaan Jalan atau lebih dikenal dengan sebutan cross Section. Gambar Rencana yang merupakan dasar bagi pembuatan gambar kerja ditunjukkan pada bagian akhir dokumen teknis ini.



c.    Urutan Pelaksanaan Pekerjaan
Untuk memperoleh Hasil pekerjaan yang tepat waktu dan tepat mutu, urutan Pelaksanaan pekerjaan harus diatur dengan baik. Pengaturan urutan pekerjaan diperlukan untuk mengelola pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan secara simultan/berkesinambungan maupun pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan secara parallel/berbarengan. Berdasarkan Substansi Pekerjaan urutan Pelaksanaan Pekerjaan berdasarkan jenis pekerjaan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut ::
1.    Mobilisasi
2.    Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
3.    Pekerjaan Galian Biasa
4.    Pekerjaan Drainase
5.    Pekerjaan Perkerasan dan Bahu Jalan
6.    Pekerjaan Galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
7.    Lapis pondasi agregat kelas A
8.    Pekerjaan Aspal




Pada diagram tersebut ditunjukkan bahwa pekerjaan baja tulangan untuk struktur drainase dilakukan secara paralel pemasangan plesteran. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses penyelesaian pekerjaan sehingga jangka waktu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan alokasi waktu yang dipersyaratkan.

  d.    Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metode pelaksanaan disusun mengacu pada substansi pekerjaan dan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan. Uraian metode Pekerjaan disusun berdasarkan urutan mata pembayaran pada spesifikasi teknis tersebut.
1.      Mobilisasi
Pekerjaan Mobilisasi dibagi atas mobilisasi/mendatangkan dan demobilisasi atau mengembalikan/memulangkan Personil/tenaga kerja dan peralatan .
Personil  yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sebagaimana dinyatakan dalam dokumen pengadaan adalah :
a. Penanggung Jawab Teknis                                          sebanyak 1 (satu) orang
b. Tenaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)        sebanyak 1 (satu) orang

Peralatan yang dimobilisasi untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini terbatas pada peralatan yang disyaratkan dalam dokumen pengadaan. Pelaksanaan mobilisasi peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan akan dilakukan bertahap sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan terkait. Peralatan yang akan dimobilisasi dan jadwal mobilisasi alat ditunjukkan pada tabel berikut ::

Bahaya K3 yang diidentifikasi pada pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi adalah Kerusakan fasilitas umum dan kecelakaan lalu lintas. Pengendalian Terhadap resiko yang timbul dalam upaya mencapai sasaran K3 adalah :
·      Pengemudi (Supir) memiliki Lisensi (SIM) yang sesuai
·      Instruksi Khusus Pemindahan alat dan Mengemudi Kendaraan
·      Penggunaan Alat Pelindung diri seperti Safety shoes, masker debu, rompi keselamatan, Helm
2.      Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas merupakan upaya pengaturan lalu lintas agar tidak menimbulkan kemacetan atau gangguan pada mobilitas masyarakat pengguna jalan. Untuk maksud tersebut Penyedia Jasa (Kontraktor) menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode konstruksi berupa rambu yang jelas dan terbaca oleh Pengguna Jalan baik dari bentuk maupun penempatannya. Selain itu, dibuat rencana kerja manajemen lalu-lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait. Untuk menjamin terlaksananya Pekerjaan manajemen dan Keselamatan Lalu lintas, maka dibentuk Kelompok kerja pengatur lalu-lintas selama konstruksi menggunakan tenaga pengatur dan flagman Pengalihan arus lalu-lintas dilakukan berdasarkan persetujuan PPK dan pihak terkait.
Bahaya yang timbul dalam kaitannya dengan K3, sangat kecil karena fungsinya adalah mengatur kelancaran lalu lintas.
3.      Pasangan batu dengan mortar
Material-material yang digunakan didatangkan oleh supplier dengan menggunakan dump truck, material yang didatangkan adalah material yang memenuhi syarat sesuai spesifikasi, pembongkaran material tersebut diatur sedemikian rupa sehingga tidak mempersulit dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan Pasangan Batu ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah untuk saluran. Selanjutnya tanah dasar dipadatkan secukupnya, sebelum pekerjaan pasangan batu terlebih dahulu dilakukan penghamparan pasir (sesuai gambar kerja) sebagai dasar pasangan, material tersebut diratakan secara manual dan dipadatkan dengan alat stamper. Pada pemasangan pasangan batu ini harus memperhatikan elevasi dan kemiringan saluran yang ada sehingga tidak mengganggu aliran dan air tetap dapat mengalir sesuai rencana. Dinding Saluran dibuat Siar rata / muncul atau tenggelam, tergantung perintah konsultan pengawas, Bagian atas dinding diplester dan diaci termasuk plint  10cm - 15 cm pada dindingnya
4.      Pasangan Plesteran Ad. 1 PC : 4 Psr
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan Pasangan batu selesai dilakukan atau dapat juga dilakukan sehari setelah Pasangan Batu dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran yaitu :
§  Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
§  Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.
§  Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air
§  Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
§  Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan
§  Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
§  Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen hingga halus.

5.      Pasangan Siaran Batu Muka Ad. 1 PC : 2 Psr
·         Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
·         Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
·         Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir, spesi diaduk dengan molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.
·         Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen dengan perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi molen masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
·         Spesi dibawa ke tempat pasang siaran dimana tukang dan pembantu tukang sudah siap ditempat.
·         Sebelum spesi dipasang terlebih dahulu semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek. Apabila bidang yang dikorek terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
·         Siaran dibentuk sesuai lekukan sambungan dan dirapikan sehingga terlihat indah.
·         Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
·         Setelah pekerjaan pekerjaan selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan tersebut apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
·         Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya

6.      Beton K250 untuk struktur drainase
Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat pada saluran) untuk jalan masuk. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
  • ·         Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan dengan kayu acuan.
  • ·         Beton K-250 dilaksanakan untuk plat deker (pada saluran).
  • ·       Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.
  • ·         Lokasi pekerjaan  disesuiakan dengan gambar rencana.

Prosedur pekerjaan :
  1.    Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
  2.     Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton K-250 yah akan digunakan dan harus sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan. 
  3.      Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
Tahapan Pekerjaan :
·         Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.
·         Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air yang telah disediakan dengan alat water tank truck.
·         Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
·    Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting menggunakan kayu perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.
·         Setelah bekisting dan tulangan ssudah dipasang, maka pengecoran dilaksanakan dan pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.
·         Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji kubus beton untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium.

7.      Baja tulangan untuk struktur drainase
Pekerjaan ini mencangkup pengadaan dan pemasangan baja tulangan untuk jalan masuk.
Tahapan Pekerjaan :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
b.  Baja tulangan dipotong dengan alat berbanding set dan dirangkai sesuai gambar rencana.
c.   Baja Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar baja tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

8.      Galian biasa
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan pada paket ini dilakukan untuk pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan dan pekerjaan lainnya.
Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda pelaksanaannya adalah sebgai berikut :
·        Asumsi pekerjaan secara manual.
     Faktor pengembangan bahan adalah 1,20.
·       Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.
·   Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan Dump Truck kap. 3-4 m3.
·        
Metoda pelaksanaannya sebagai berikut :
·       Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui
·       Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda dorong.

9.      Galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
Pada awal pelaksanaan kegiatannya juga dapat dilaksanakan pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine dimana pekerjaan ini merupakan galian pada perkerasan lama.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·     Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
·         Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.
·         Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
·         Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
·         Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.

10.   Lapis pondasi agregat kelas A
Persiapan
Sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas A, permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi.

Pengangkutan
Bahan aggregat kelas A yang telah disetujui direksi (sesuai hasil pengetesan laboratorium yang ditunjuk) dibawa ke lapangan menggunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan material diatur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga mempermudah dalam penghamparan nanti.

Penghamparan
Aggregat kelas A dihampar menggunakan motor grader dan dibantu oleh tenaga manusia dengan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang disyaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar tidak terjadi pemisahan antara partikel-partikel aggregat halus dan kasar.

Pemadatan
Segera setelah  penghamparan  akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan memakai Vibrator Roller 8-10 ton sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian-bagian yang diberi super elevasi, penggilasan dimulai dari bagian yang paling rendah dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang tinggi. Bila suatu tempat, karena sesuatu hal belum rata maka segera ditambah material dengan cara ditebar saja dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan rencana. Pemadatan juga menggunakan Pneumatic Tire Roller . Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan Vibrator Roller 8-10 ton, dipadatkan dengan alat pemadat tangan (stamper) secara bertahap dengan ketebalan lapisan maksimum 8 cm.

Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah disebutkan didepan, bahwa tiap material harus diperiksa dan memenuhi persyaratan yang ditentukan (spesifikasi) dan setiap volume 500 M3 atau menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field test untuk mengetahui CBR yang dicapai setelah pemadatan.

11.   Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal
•    Dilaksanakan Setelah Pengahamparan Lapis Pondasi bawah beton kurus selesai dilaksanakan
•    Pembersihan lokasi jalan yang akan di hampar Beton Kurus.
•    Pekerjaan pengukuran dilakukan selama pekerjaan berlangsung untuk menentukan elevasi ketinggian konstruksi, kontrol kedataran jalan, kebenaran posisi jalan dan yang lainya.
•    Pemasangan papan bekisting pada tepi cor.
•    Pemasangan Plastik kedap Air di atas pondasi beton kurus
•    Pemasangan besi tulangan pada badan jalan yang akan dibeton
•  Campuran Beton dikirim ke lokasi dengan menggunakan Truck Mixer dengan terlebih dahulu meminta persetujuan Pengawas dan Direksi sebelum dilakukan pengecoran.
•    Pengecoran beton dilakukan setelah pembesian dan bekisting terpasang sempurna.
•    Perataan permukaan jalan beton dilakukan saat cor masih basah menjelang kering.
•    Penundaan proses pengeringan beton agar tidak mengalami keterakan dapat menambahkan bahan kimia pada adukan, atau dengan menutup permukaan beton dengan kain karung basah.
•    Jalan beton yang digunakan adalah jenis beton Speed Crete yang dapat digunakan minimal 3 hari setelah pengecoran.

12.   Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
Dilaksanakan Setelah Pengahamparan Lapis Pondasi bawah beton kurus selesai dilaksanakan
•    Dilaksanakan  Setelah  Pengahamparan  Lapis  Pondasi  bawah  Aggregat  Kelas  B  selesai dilaksanakan
•    Aggregat Kelas B dihampar dan dipadatkan kembali  untuk meratakan elevasi jalan dengan tinggi sesuai perencanaan.
•    Pembersihan lokasi jalan yang akan di hampar Beton Kurus.
•    Pekerjaan pengukuran dilakukan selama pekerjaan berlangsung untuk menentukan elevasi ketinggian konstruksi, kontrol kedataran jalan, kebenaran posisi jalan dan yang lainya.
•    Pemadatan pondasi Beton Kurus agar tidak terjadi penurunan saat konstruksi sudah selesai dibangun sehingga menyebabkan kerusakan atau retak-retak.
Pelaksanaan pengecoran jalan beton dilaksanakan dengan sistem separuh bagian jalan (1 jalur) jalan sehingga sisa jalan sebelahnya dapat dipakai untuk lalu lintas kendaraan, setelah separuh pengecoran beton selesai dan dapat digunakan untuk menahan beban kendaraan maka proses pembuatan jalan dapat dilanjutkan pada bagian sebelahnya sehingga bisa 100% selesai.

13.   Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi
Pekerjaan Prime Coat dikerjakan setelah pekerjaan lapis pondasi aggregat kelas A selesai. Dengan urutan kerja sebagai berikut :
Lokasi atau area yang akan diberi lapisan prime coat harus dibersihkan dari kotoran. Setelah itu dibuat campuran prime coat yang terdiri atas aspal MC dan minyak tanah dengan perbandingan sesuai spesifikasi, kira-kira pada suhu 150 C. Penyiraman prime coat 0,7 – 2 kg/m2 digunakan menggunakan sprayer yang sebelumnya dipanaskan pada suhu 90 C – 110 C. Asphalt Sprayer harus dioperasikan sesuai dengan diagram yang telah disetujui oleh Direksi. Dalam pelaksanaan penyemprotan harus memperhatikan beberapa hal, seperti : kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot dan penempatan nozel harus dipasang sesuai ketentuan diagram yang telah ditentukan. Lebar penyemprotan Prime coat harus dilebihkan + 20 cm dari hot mix yang akan digelar. Setelah disemprotkan kemudian didiamkan minimal 1 x 24 jam agar prime coat sempat meresap dan mengikat sebagaimana fungsinya.

14.   Lapis Perekat - Aspal Emulsi
Pekerjaan Lapis perekat/Tack Coat dihampar diatas permukaan yang beraspal.
Permukaan yang akan di Tack Coat dibersihkan dari kotoran menggunakan compressor. Permukaaan jalan yang sudah bersih diberi lapisan Tack Coat aspal emulsi sesuai spesifikasi dengan aspalt sprayer sampai rata dan aspalt sprayer harus dioperasikan sesuai diagram yang telah disetujui direksi. Dalam penyemprotan harus memperhatikan beberapa hal seperti : kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot dan penempatan nozel harus dipasang sesuai ketentuan diagram tersebut, sebelum dan selama penyemprotan. Lebar penyemprotan Tack coat harus dilebihkan + 20 cm dari batas pelaksanaan hot mix yang akan digelar.

1.      Lataston lapis aus (HRS-WC)
Persiapan
·               Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan di layer harus dibersihkan terlebih dulu dengan compressor agar bersih dari debu dan kotoran / benda benda asing. Kotoran yang belum terangkat dapat dibersihkan dengan alat bantu.
·               Kesiapan alat-alat paving dan alat Bantu diperiksa kembali.
·               Lokasi penghamparan di marking  terlebih dahulu dengan bantuan tali tambang dan cat.
·               Sebelumnya diukur dan diketahui serta disetujui oleh direksi.
·               Hotmix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari aggregate kasar, aggregate halus dan filler serta aspal.
·               Aggregate yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang diisyaratkan dalam spesifikasi yang ada di RKS. Mengenai syarat-syarat campuran ini terdapat dalam RKS.

Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan lapis perekat selesai. Cara kerjanya sebagai berikut :
a.         Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan dilayer harus dibersihkan terlebih dahulu dengan compressor agar bersih dari debu dan kotorangan/benda asing. Bagian yang belum terangkat dapat dibersihkan dengan alat bantu.
b.         AC – WC yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari aggregate kasar, aggregate halus dan filler serta aspal. Aggregate yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang diisyaratkan dalam spesifiksi yang ada di rks. Jumlah aspal yang diminta berkisar antara 5 sampai 6,5 persen berat agregat kering.  Mengenai syarat – syarat campuran ini terdapat dalam RKS.


Pengangkutan
AC-WC diangkut dengan dump truck ke lapangan. Bak dump truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus rapat, bersih dan terbuat dari metal yang telah disemprotkan dengan air sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal dengan alas bak. Tiap dump truk harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk melindungi campuran dari pengaruh cuaca karena temperatur hotmix ini harus tetap dijaga.

Penghamparan
setelah sampai dilapangan , temperatur harus berkisar antara 120 c – 135 c  dan dituangkan kedalam hoper asphalt finisher dengan cara : dump truck dalam posisi mundur berhenti +/- 15 cm dimuka asphalt finisher, kemudian asphalt finisher menuju tempat dimana roller bar menyentuh roda dump truck. Setelah itu dump truck mulai didorong oleh mesin penghampar dan bergerak bersama sama sambil menuang campuran ke dalam hoper dan dibentuk sesuai dengan kemiringan dan gambar dan RKS.

 Pemadatan
Setelah campuran hotmix digelar seusai dengan ketebalan di rks permukan harus segera diperksa untuk mengawasi kerataan. Bentuk serta ketebalan nya. Apabila tidak sesuai maka harus segera diperbaiki. Pemadatan dapat dilaksanakan apabila hamparan benar-benar dalam kondisi yang dikehendaki serta disetujui oleh direksi. Pemadatan awal 6-8 ton yang bekerja dibelakang alat penghampar sebayak +/- 4 lintasan dengan kecepatan  3-4 km/jam. Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antar (intermediate rolling) dengan mesin gilas roda karet (pneumatic tire roller). Pemadatan akhir (finishing rolling) dikerjakan dengan mesin gilas tandem roller 8-10 ton kecepatan antar 5-8 km/jam. Pemadatan finishing ini berakhir sampai alur – alur roda bekas tire roller rata/ hilang. Pemadatan ini dimulai dari tepi dan berangsur – angsur bergeser ke tengah dengan sejajar sejalan yang dijejak roda dan harus saling menutup pada lebar yang cukup. Untuk mencegah butir – butir campuran melekat pada roda mesin gilas maka roda tersebut harus selalu dibasahi dengan air. Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang disyaratkan oleh RKS. Permukaan lapis harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan kemiringan yang disyaratkan. Apabila jalur yang sebelah sudah selesai maka pengerjaan nya dipindahkan ke jalur bersisian.

 Pemadatan
Setelah campuran Hotmix digelar sesuai dengan ketebalan di RKS, permukaan harus segera diperiksa untuk mengawasi kerataan, bentuk serta ketebalannya. Apabila tidak sesuai maka harus segera diperbaiki. Pemadatan dapat dilaksanakan apabila hamparan benar-benar dalam kondisi yang dikehendaki serta disetujui oleh Direksi. Pemadatan awal dengan tandem roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang alat penghampar sebanyak + 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km / jam. suhu  1100C ~ 1350C atau sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.
Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara (intermediate rolling) dengan mesin gilas roda karet (Pneumatic Tire Roller). pada suhu 95 0 C ~ 110 0 C atau sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.
Pemadatan  akhir (Finishing Rolling)  dikerjakan  dengan  mesin  gilas Tandem Roller 8-10 ton, kecepatan antar 3 - 4 km/jam pada suhu  80 0 C ~ 95 0 C atau sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan,

Pemadatan finishing ini berakhir sampai alur-alur roda bekas Tire Roller rata/hilang. Pemadatan ini dimulai dari tepi dan berangsur-angsur bergeser ke tengah dengan sejajar as jalan yang dijejak roda dan harus saling menutup pada lebar yang cukup.  Untuk mencegah butir-butir campuran melekat pada roda mesin gilas maka roda tersebut harus selalu dibasahi dengan air.  Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang diisyaratkan oleh RKS. Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan kemiringan yang diisyaratkan.  Apabila jalur yang sebelah sudah selesai maka pengerjaannya dipindah ke jalur yang bersisian.

2.      Laston lapis Perata (AC-BC(L))
Campuran laston ini terdiri dari agregat dan aspalt. Agregat yang terdiri dari beberapa faksi harus dicampur  dengan  perbandingan  yang  sesuai  sehingga  didapatkan  gradasi  campuran  yang dipersyaratkan dalam spesifikasi.
Terhadap agregat ini ditambahkan asphalt dalam jumlah tertentu sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi ini. Urutan Kerja sebagai berikut:
•       Menggunakan alat berat (cara mekanik)
•       Sebelum  penghamparan  lapis  pondasi  bawah  Aggregat  B  sudah  dilapisi  Lapis  Resap Pengikat-Aspal Cair
•        Campuran AC- BC (L) dari AMP dimuat ke dalam Dump Truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan,
•        Campuran AC- BC (L) dihampar dan dipadatkan dengan Tandem Roller & Pneumatic Tire Roller.
•        Selama   pemadatan,   sekelompok   pekerja   akan   merapikan   tepi   hamparan   dengan menggunakan alat bantu

  

e.    Jangka Waktu dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Sesuai dengan dokumen pengadaan, jangka waktu penyelesaian pekerjaan sampai dengan serah terima pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO) adalah selama 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender atau setara dengan 17 (Tujuh Belas) minggu.
Berdasarkan alokasi waktu yang disediakan tersebut disusun jadwal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan bobot masing-masing item pekerjaan. Jadwal Pelaksanaan ditampilkan pada Diagram berikut :






a.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar