Jumat, 01 Februari 2019

DAK Beton Tanpa Stager (Perancah)

Kemajuan teknologi menjadikan banyak hal semula tidak mungkin menjadi tidak mustahil, termasuk membuat dak Beton Tanpa bekisting maupun stager (perancah). Sebetulnya tidak benar juga kalau dikatakan membuat dak Beton Tanpa bekisting maupun stager, karena tidak mungkin. Yang ada adalah mengubah peran bekisting dan stegger (perancah). Contoh pada penggunaan bondek, peran bekisting diganti dengan lembaran metal dengan tektur tertentu dan peran stagger/scafolding masih diperlukan. Atau pada penggunaan Dak Berton Keramik (Keraton) peran bekisting dihilangkan tetapi masih diperlukan stagger.

Dengan memperhatikan cara cor konvensional, untuk bahan bekisting umumnya digunakan multiplek sedangkan untuk stager/Perancah digunakan bambu atau kayu kaso atau scafolding. Multiplek ditahan dengan membentuk bentangan melintang dan tegak lurus/Scafolding. Sampai disini, dapat diambil kesimpulan bahwa perlu dibuatkan "tatakan" untuk menampung beton dan diperlukan penyangga untuk menopang "tatakan" tersebut.

Cara membuat dak beton Tanpa Perancah dilakukan dengan mengganti peranan multiplek atau bondek dengan bahan lain dan mengganti peranan perancah. Sebagai bahan Pengganti multiplek atau bondek digunakan asbes gelombang dan sebagai pengganti perancah digunakan canal-C baja ringan yang kelak akan berfungsi sebagai rangka plafon.

Tahap Pengerjaan adalah sebagai berikut :

  1. Pasang Baja Ringan pada Balok 
  2. Pasang Asbes Gelombang diatas baja ringan
  3. Pasang besi pengikat tengah wiremesh pada permukaan asbes
  4. Pasang Wiremesh
  5. Lakukan Cor Lantai
  6. Pengecekan
Gambar (foto) Tahap 1

Gambar (Foto) tahap 2 dan 3 


Gambar (Foto) tahap 4


Gambar (Foto) Tahap 5



 
 Gambar (foto) Tahap 6



 



Demikian sekedar informasi alternatif penggunaan bahan untuk membuat Dak Beton

Selamat mencoba


Senin, 28 Mei 2018

Pentingnya Perencanaan Bekisting

Pekerjaan bangunan gedung umumnya dibagi dalam beberapa sub-bidang pekerjaan, yaitu pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, dan pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Masing-masing sub-bidang pekerjaan dapat terdiri beberapa sub sub-bidang pekerjaan tergantung kebutuhan dan lingkup pekerjaan. Pekerjaan struktur sering dibagi menjadi pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan struktur atas.


Secara sederhana pekerjaan struktur terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu pekerjaan pembesian (tulangan beton), pekerjaan beton (Cor beton), dan pekerjaan bekisting. Pekerjaan beton struktur baik pembesian maupun kualitas dan kuantitas beton dihitung melalui metode perhitungan khusus, meskipun untuk bangunan sederhana hanya dilakukan pendekatan saja atau menggunakan kaidah-kaidah yang umum. 


Pekerjaan bekisting sampai saat belum mendapat perhatian secara optimal. Sejatinya, bekisting merupakan salah satu komponen yang dapat menyebabkan kegagalan bangunan. Bekisting adalah cetakan sementara di mana beton basah ditempatkan untuk mencapai bentuk yang diinginkan dengan kekuatan tertentu. Komponen biaya bekisting relatif terhadap bagian beton struktur dapat mencapai 50% dari total biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan beton. Contohnya, pada pembuatan 1 m3 kolom struktur ukuran 30 x 30  menggunakan beton sitemix K-225, besi 8d16 dan d10-150 dibutuhkan :
- Beton sebanyak 1 M3
- Besi Tulangan 191,7 Kg
- Bekisting 13,33 M2
Dari Analisa Harga satuan diperoleh harga-harga ;
- 1 M3 beton K-225 = 1.187.660,-
- 1 Kg besi tulangan = 13.340,-
- 1 M2 Bekisting = 376.800,-
Total biaya untuk masing-masing komponen adalah
- Beton                                                      1.187.660 setara dengan 18,98 % total biaya
- Besi tulangan                                          2.557.278 setara dengan 40,87 % total biaya
- Bekisting (asumsi 2 kali Pemakaian)      2.511.937 setara dengan 40,15 % total biaya

Umumnya, ada berbagai beban yang bekerja pada bekisting. Beban vertikal adalah merupakan beban paling signifikan yang bekerja pada bekisting, Hal ini disebakan oleh beratnya bekisting sendiri dan beton cor ditambah beban hidup pekerja di samping peralatan mereka. Selain itu, faktor tekanan internal pada beton basah menambah beban vertikal pada bekisting.


Beban dan tekanan dialami pada bekisting terdiri dari :

  • Beban vertikal
Beban Vertikal terdiri dari beban mati dan beban hidup. Beban mati diantaranya adalah beban bekisting itu sendiri, beban baja tulangan, dan beton yang baru dituangkan. Sedangkan beban hidup diantarnya adalah berat pekerja, peralatan seperti Vibrator, dan alat bantu. Dalam ACI 347-04 ditentukan besarnya beban hidup dan mati dalam perencanaan bekisting tidak boleh kurang dari 4,8 kPa
  • Tekanan lateral beton
Beban lateral ditimbulkan oleh  tingkat penempatan, suhu beton, dan friksi internal.
  • Beban horisontal
Beban horisontal  dihasilkan dari kekuatan seperti angin, penimbunan beton, peralatan yang mulai dan berhenti, dan kemiringan penahan (supports).
  • Beban lainnya/khusus
Beban dapat timbul pada kondisi konstruksi yang tidak biasa seperti penguatan beban terkonsentrasi, penempatan beton yang tidak simetris, dampak beton yang diangkut mesin, pengangkatan, beban penanganan bekisting.
Dengan demikian pekerjaan bekisting, harus dimulai dari perancangan bekisting, penentuan bahan yang digunakan, dan pemasangannya.

Referensi
1. https://theconstructor.org/building/concrete-formwork-loads-pressure-calculations/14521/
2.Civil Engineering Dimension, Vol. 8, No. 1, 47–54, March 2006, SLAB FORMWORK DESIGN, Octavian George Ilinoiu (http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/civ/article/view/16380)

Jumat, 25 Mei 2018

Galian Tanah Biasa sampai kedalaman 2 m


Uraian Metode pelaksanaan pekerjaan Galian Tanah Biasa sampai kedalaman 2 m, diuraikan sebagai berikut :



1.         Jenis Pekerjaan            : Pekerjaan Galian Tanah Biasa sedalam maks.  2 M
2.         Volume Pekerjaan        : Sesuai Daftar Kuantitas dan Harga
3.         Waktu Pengerjaan        : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan waktu
4.         Waktu Pelaksanaan     : Sesuai Jadwal Pelaksanaan
5.         Lingkup Pekerjaan        : Pengalian Tanah bukan pada tanah Keras, lumpur, atau cadas
                                        Tanah hasil galian ditimbun disekitar Galian
6.         Tenaga Kerja                 : Pekerja sebanyak …… orang
                                                : Mandor sebanyak 1 orang
7.         Bahan                           : Tidak Ada
8.         Peralatan                      :
                                         Alat Bantu Kerja Tukang Gali (Cangkul, pengki, belincong)
                                         Tangga Sementara
9.         Spesifikasi Teknis / Standar Teknis :
a.             SNI-2835-2008
b.            Ukuran Sesuai Gambar Kerja
c.            Dilakukan secara manual
d.            Dilakukan Siang hari, tidak hujan
10.      Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
a.             Persiapan
  i.       Gambar Kerja (shop Drawing) Telah disetujui direksi
 ii.       Lokasi Galian bebas dari sampah/material, semark-semak, dan/atau grabing
iii.       Area galian yang terdapat utilitas bawah tanah sudah diberi tanda
iv.       Area penimbunan hasil galian yang sudah ditentukan memadai dan tidak menyebabkan longsor
v.       Pasang Patok pada batas-batas galian sesuai gambar, batas lebar dan batas panjang. Jika diperlukan menggunakan alat bantu berupa benang atau tali untuk arah memanjang.
vi.       Pasang Rambu-rambu keselamatan dan pipa pengaman/batas area kerja
vii.       Alat kerja layak digunakan dan kondisi pekerja layak untuk melakukan pekerjaan
viii.       Gunakan APD
b.             Pengerjaan
                                    i.       Buat galian pembuka pada area galian sesuai batas-batas yang sudah ditentukan menggunakan blencong
                                   ii.       Lakukan penggalian menggunakan pacul dimulai dari salah satu batas menuju ke batas akhir sesuai instruksi kerja
                                  iii.       Jika bentuk Galian memanjang, Penggalian dilakukan dari sisi yang lebih tinggi ke sisi yang lebih rendah
                                 iv.       Pasang Batas pada kedalaman galian 1 M
                                  v.       Pasang tangga sebagai alat bantu pengakutan ke permukaan galian
                                 vi.       Tempatkan tanah hasil galian pada area yang sudah ditentukan, jika diperlukan menggunakan alat bantu pengki atau bak pengangkut
                                vii.       Pastikan timbunan tanah tidak menyebabkan longsor
c.             Pemeriksaan/pengakhiran
                                    i.       Ukur kedalaman dan kemiringan hasil galian
                                   ii.       Lakukan penyesuaian dengan gambar kerja atau instruksi direksi, jika kurang, ditambah galiannya, jika lebih dilakukan timbunan kembali dan dipadatkan
                                  iii.       Buat Catatan sebagai bahan pelaporan
11.          Aspek K3
a.            Rambu-rambu keselamatan
b.            Instruksi Kerja
c.            APD : Sarung Tangan, sepatu boot (Rubber Shoes), Helm, Rompi


Selasa, 22 Mei 2018

Metode Perawatan Beton (Curing Beton)

Pelaksanaan pekerjaan Curing beton atau perawatan beton bertujuan untuk memperoleh mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, curing beton bertujuan untuk  menjaga agar tidak terjadi susut yang berlebihan pada beton akibat kehilangan kelembaban yang terlalu cepat atau tidak seragam. Terjadinya susu yang berlebihan dapat mengakibatkan retak pada beton sehingga kekuatannya mengalami penurunan.

Prinsip kerja curing beton adalah menjaga agar reaksi hidrasi komponen beton termasuk bahan tambahan atau pengganti berlangsung secara optimal. Cara yang dilakukan umumnya menganut prinsip pemeliharaan tingkat kelembaban dan temperatur ideal. Hal ini dilakukan  untuk mencegah terjadinya hidrasi yang berlebihan serta menjaga agar hidrasi terjadi secara berkelanjutan.


Pelaksanaan Pekerjaan Curing dilakukan terhadap permukaan beton yang terbuka. Artinya, curing beton (pemeliharaan beton) dilakukan terhadap beton yang tidak tertutup oleh bekisting. Pelaksanaan pekerjaan curing dilakukan pada hari kedua setelah pengecoran dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 7 (tujuh) hari.


Teknik pelaksaan pemeliharaan beton dibedakan atas :


1. Menutup atau menyelimuti permukaan beton
Dalam metode ini permukaan beton baru ditutupi oleh karung basah atau goni. Metode ini cocok untuk permukaan horizontal maupun vertikal.
2. metode Tambak
Dalam metode ini seluruh permukaan dibagi menjadi persegi panjang atau persegi kandang dengan membangun bundel tanah liat kecil dan kandang ini diisi dengan air secara berkala membentuk kolam kecil. Metode ini cocok untuk curing permukaan horizontal seperti lantai, trotoar dll.
3. Merendam dalam air
Cara ini cocok digunakan pada Komponen Beton Pra-cetak 
4. Steam uap air
Dalam metode ini uap air bertekanan disemprotkan ke permukaan beton. 
5. Penyiraman air
Dalam metode ini permukaan beton dijaga basah dengan menyiram air di atas permukaan beton
6. Perawatan dengan Bahan Kimia
Dalam metode ini, air disiramkan di atas permukaan setelah menambahkan sejumlah bahan Kimia, yang menyerap uap air dari atmosfer.
7. Perawatan dengan membran
Dalam metode ini permukaan beton ditutup oleh membran kedap air seperti emulsi lilin, emulsi aspal, dll. Membran mencegah penguapan air dari permukaan beton.

====sekian==== 

Jumat, 18 Mei 2018

Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal

Metodologi pelaksanaan pekerjaan Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal  dibedakan atas CARA MANUAL, SEMI MEKANIS, DAN CARA MEKANIS. Cara manual ditandai dengan penggunaan formwork atau bekisting sebagai cetakan pembentuk lintasan pada penghamparan beton. Sedangkan cara mekanik ditandai dengan penggunaan alat Concrete Paver Mechine. Dalam kebanyakan dokumen perencanaan yang tertuang dalam dokumen kontrak, pembedaan ini tidak dilakukan karena mengadopsi dari sumber referensi yang bersifat umum dan kurang memperhatikan spesifikasi peralatan yang disyaratkan dalam dokumen spesifikasi teknis.
Berikut adalah contoh Metodologi Pekerjaan Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal  dengan CARA SEMI-MEKANIS.

a.         Nama Pekerjaan            Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal 
b.         Volume Pekerjaan         : 30 M3 (atau Sesuai BoQ)
c.         Waktu Pengerjaan         : 30 Hari Kalender
d.         Waktu Pelaksanaan       : Minggu Ke-4 s/d Minggu ke-7
e.         Lingkup Pekerjaan        : Penghamparan Beton FS 45
f.          Tenaga Kerja                :
a. Pekerja    28 Orang
b.Tukang    14 Orang
c. Mandor      3 Orang
g.         Bahan                          :
a.     Air
b.    Semen
c.     Fly Ash
d.    Pasir
e.     Agregat Kasar
f.     Water Reducer
g.    Joint Sealent
h.     Cat Anti Karat
i.      Expansion Cap
j.      Polytene 125 mikron
k.     Curing Compound

h.         Peralatan                      :
a.     Wheel Loader
b.    Batching Plant
c.     Truck Mixer
d.    Con. Vibrator
e.     Water Tank Truck
f.      Alat Bantu

i.           Spesifikasi Teknis / Standar Teknis
Sesuai dokumen spesifikasi teknis Bina Marga SPESIFIKASI 2010 Revisi 3

j.           Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
a.     Persiapan
            i.    Pastikan Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah dan bagian penunjangnya sudah disetujui direksi/ pengawas, baik dari aspek kekuatan maupun elevasi.
                        ii.    Pastikan pemasangan Tulangan baja sudah terpasang sesuai gambar dan sudah disetujui Direksi
                        iii.    Persetujuan pelaksanaan Pekerjaan sudah diterima dan dapat dilaksanakan.
                        iv.    Formwork sudah terpasang dengan benar dan sudah disetujui direksi.
                         v.    Datangkan Campuran beton yang sudah disetujui spesifikasinya ke lokasi pekerjaan.

b.    Pengecoran
                          i.    Beton di-cor ke dalam bekisting 
                ii.  Beton diratakan sesuai ketinggian form work menggunakan tenaga manusia (manual)
                         iii.  Lakukan pengetaran menggunakan concrete vibrator
                iv. Setelah setting beton langsung digrooving dengan merata

c.     Perawatan
                          i.    Dilakukan Pemeriksaan dan Perawatan terhadap beton menggunakan curing compound
                         ii.    Dilakukan Pemeriksaan akhir
k.         Aspek K3
Bahaya yang teridentifikasi dari pekerjaan ini adalah terkena tumpahan / cipratan campuran beton, terbentur/terjepit alat. Penanganannya adalah dengan :
                          i.    Instruksi Khusus Pelaksanaan Pekerjaan Beton
                         ii.    Instruksi Khusus Pengoperasian alat
l.           Aspek Lingkungan Hidup / AMDAL/UKL-UPL Konstruksi
                          i.    Penanganan Air Cucian Drum Truck Mixer
                         ii.    Penanganan Limbah Alat-alat Mechine seperti tumpah dan/atau sisa Oli, tumpahan bahan bakar
                        iii.    Penanganan Kebisingan dan partikulat/debu di sekitar lokasi pekerjaan.


Sekian =========